Jumat, 11 Juli 2014

Cerita Panas Keluarga Bejat

"Huh.., bete banget deh" sungut Rita sambil mematikan TV. Sekarang Rita sedang sendirian di rumah. Sudah seminggu ini, Papa Rita tugas keluar kota dan rencananya baru pulang minggu depan. Mama Rita sedang pergei arisan di rumah temannya. Bombom juga pergi menginap di rumah temannya. Pembantu mereka pulang kampung menjenguk keluarganya yang sakit. Ibu peri juga jarang menjenguk Rita. Bosan menonton TV, Rita lalu pergi ke kamarnya di lantai dua.

"Coba Bombom nggak pergi, kita bisa main kayak kemarin dulu" pikir Rita.

Memang sejak pengalaman oral seksnya dengan Bombom, Rita sering mengulangi perbuatannya dengan Bombom. Tentu saja diam-diam kalo Mama dan Papa Rita lagi nggak ada dirumah. Bahkan Ibu peri pun tidak Rita beri tahu tentang aktivitasnya yang satu ini.

Rita berdiri di depan cermin besar yang ada di kamarnya. Kemudian dia melepas pakaian, BH, dan celana dalamnya. Sekarang Rita telanjang bulat sambil memandang dirinya sendiri di cermin. Rita memandangi wajahnya yang cantik manis, kulitnya yang putih mulus, dadanya yang baru tumbuh dengan puting mencuat gara-gara bombom sering gemas kalo mengulum puting itu, dan vaginanya yang terawat dengan bulu-bulu halus yang masih jarang.

"Uuhh.., enak.", desah Rita sambil tangannya yang kiri mengelus lembut dadanya sendiri.

Sesekali dipilinnya putingnya sambil membayangkan kalo Kak Rendi yang sedang melumat putingnya itu. Tangan kanannya juga tidak Rita biarkan menganggur tetapi sibuk mengusap lembut vaginanya terutama bagian agak menonjol yang bernama klitoris seperti yang sudah dipelajari Rita dalam pelajaran anatomi tubuh manusia di sekolah. Rita merasa nikmat sekali bila klitorisnya diusap-usap, apalagi kalo dihisap mulutnya bombom. Mata Rita terpejam, kelihatannya dia asyik menikmati perbuatannya itu sampai Rita tidak menyadari kalo ada seseorang membuka pintu kamarnya.

"Rita! Apa yang kamu lakukan?!"

Rita kaget sekali. Dia segera menghentikan kegiatannya lalu menoleh ke pintu kamarnya. Ternyata disana sudah berdiri Mama Rita dengan wajah yang kelihatannya sangat marah.

"Mmaa.. Ma", kata Rita sambil ketakutan.

"Ehm ternyata kalo lagi sendirian, kamu sering melakukan perbuatan kurang ajar seperti ini ya?!", cibir Mama Rita.

"Mm.. maafin Rita, Ma", jawab Rita ketakutan sambil berusaha menutupi dada dan kemaluannya.

Mama Rita mendekat sambil memandang Rita yang masih telanjang.

"Ehm.. anak kurang ajar ini rupanya sudah tumbuh jadi gadis yang cantik sekali. Sekarang aku punya kesempatan mencoba oleh-oleh dari temenku dari Belanda sambil mempraktekan apa yang kulihat dari VCD kemarin.", pikir Mama Rita dalam hati.

Cerita Panas

"Kamu akan Mama hukum. Sekarang tunggu disini dan jangan pakai bajumu. Kalo kamu tidak mau menurut sama Mama, akan Mama beritahukan perbuatan kamu ini ke Papa.", kata Mama Rita sambil keluar kamar.

"Iya, Ma.", jawab Rita pelan.

Rita takut sekali kalo Mama mengadukan dia ke Papa. Rita berpikir hukuman apa yang akan dijatuhkan Mama. Apa dia akan dipukul? Tapi Rita berpikir lebih baik dipukul daripada diadukan ke Papa.

Tak lama kemudian Mama Rita kembali dengan hanya memakai kimono sambil membawa sebuah kotak. Mama menyuruh Rita berdiri mendekat. Kemudian Mama melepas kimononya. Rita kaget, ternyata Mamanya tidak memakai apa-apa di balik kimononya. Diam-diam Rita kagum terhadap Mamanya yang jelas merawat tubuhnya dengan baik. Rita mengamati wajah Mamanya yang masih cantik, tubuhnya yang masih langsing dan bagus, dadanya juga indah, besar tapi tidak turun dan masih padat, dan vagina Mamanya ternyata bulunya dicukur habis.

"Sekarang kamu harus menurut sama Mama dan jangan ceritakan ini ke siapa pun. Kalo tidak Mama akan melaporkan kamu ke Papa", perintah Mama.

"Iya, Ma.", jawab Rita ketakutan.

Tiba-tiba Mama Rita mencium bibir Rita dengan penuh nafsu. Mama Rita penasaran ingin tahu rasanya bercinta sesama perempuan setelah dia melihat VCD porno milik temennya yang ada adegan lesbinya. Sekarang dia bisa mencobanya dengan anak tirinya ini.

Rita terkejut tetapi dia tidak berani melawan perbuatan Mamanya. Diam-diam Rita bersyukur bahwa hukumannya ternyata tidak dipukul seperti biasanya. Rita heran dengan perbuatan Mamanya tapi lama-lama Rita juga menikmatinya. Lidah Mamanya bergerak Ritar dimulutnya, Rita pun meniru perbuatan Mamanya. Mulanya memang Rita agak kaku dan risih, tapi kemudian dia menikmatinya. Apalagi tangan Mamanya juga mulai meremas-remas pantat Rita sambil sesekali mampir mengusap-usap memek Rita, dan tangan satunya Ritar beroperasi di dada Rita sambil memilin putingnya. Nafsu Rita mulai naik seperti kalo dia lagi oral dengan bombom. Rita merasa kakinya mulai lemas oleh kenikmatan.

"Ma, Rita capek berdiri.", keluh Rita.

"OK. Sekarang kita ke ranjang aja.", jawab Mama sambil mendahului tidur di ranjang Rita.

"Kamu juga naik kesini dan cium susu Mama sambil diremas-remas."

Rita menurut. Rita menciumi payudara Mamanya yang besar itu sambil tangannya meremas payudara yang satunya.

"Eehhm.. yeah. Terusin La, isep putingnya. ookh.. anak pintar.", desah Mama Rita keenakan.

Rita senang mendengar Mamanya senang. Mama nggak pernah memuji Rita sebelumnya. Lagipula Rita suka melakukan perintah Mamanya yang satu ini. Rita gemas dengan payudara Mamanya, dia suka sekali kalo Mamanya mendesah keenakan ketika putingnya Rita isap keras-keras.

"Aakh.. bagus sayang. Memek Mama coba kamu usap pake tangan kamu. aakh.. yeah begitu. Jari kamu masukin ke lubang memek Mama, pakai tiga jari biar lebih enak. ookh kocok-kocok keluar masuk. aakh.."

Rita mengocok memek Mamanya, mula-mula pelan lalu bertambah cepat. Rita merasakan jarinya basah oleh cairan, memek Mamanya jadi agak becek oleh cairan kenikmatan yang membanjir.

"Eehm.. sekarang jilatin memek Mama.", perintah Mama Rita.

Rita mencoba apa yang sering dilakukan Bombom pada memeknya kalo lagi oral. Rita menciumi memek Mamanya, lidahnya bergerak Ritar sambil sesekali menusuk lubang memek itu. Tak lupa, Rita juga mengulum klitoris Mamanya dengan kuat karena Rita merasa paling enak kalo Bombom mengulum klitorisnya. Tubuh Mamanya kontan tersentak, dan pantatnya agak terangkat sebentar.

"Ookh.. eehm.. belajar dari mana kamu sayang?", tanya Mama Rita.

Rita tak berani menjawab kalo Bombom yang mengajari. Rita meneruskan mengerjai memek Mamanya sambil sekarang jarinya ikut mengocok memek Mamanya dengan cepat.

"Aakkhh.. Mama nyampe sayang. aakkhh..", jerit Mama sambil menjepitkan pahanya dan tangannya menjambak rambut Rita.

Mama Rita beristirahat sejenak sambil menikmati sisa-sisa orgasmenya yang pertama. Kemudian Mama Rita menyuruh Rita tidur telentang. Sekarang gantian Mama Rita yang beroperasi.

"Kamu cantik sekali La. Mama akan bikin kamu merasa keenakan.", puji Mama.

Rita senang sekali. Mama mencium bibir Rita sambil tangannya meraba-raba tubuh Rita. Ciuman Mama turun ke leher. Rita menikmatinya, nafsunya mulai naik. Kemudian mulut Mama beroperasi di dada Rita yang baru tumbuh dan masih terlihat datar. Puting Rita dikulum kuat-kuat oleh Mama sambil tangannya mulai aktif di memek Rita.

"Eehmm.. Enak Ma esstt..", desah Rita.

Puting Rita bertambah keras dan besar karena rangsangan dari Mama. Kemudian kaki Rita dibuka karena Mama Rita akan mengerjai memek anaknya itu. Mama Rita mulai menjilat memek anaknya.

"Sstt aakh.. terus Ma.", erang Rita bertambah keras.

Lidah Mamanya terasa mengorek-ngorek Ritang memeknya dengan Ritar. Rita mendesah merasakan nikmat birahi yang melanda dirinya. Apalagi ketika Mamanya menyedot klitorisnya, badan Rita sampai melengkung ke atas menahan nikmat. Mama Rita pun menemukan keasyikan tersendiri menjilati memek anak tirinya itu. Dia terus menjilati memek anaknya. Semakin Rita mendesah dengan keras dan merasa nikmat, Mama Rita pun semakin bersemangat mempermainkan memek mungil yang masih perawan itu. Mama Rita pun menahan diri untuk tidak menggunakan jarinya, belum waktunya pikir Mama Rita.

"Aakkhh.. aah Ma, Rita.. eh.. Rita..aakh..".

Rita merasakan ada sesuatu dalam dirinya yang mau jebol keluar dan dia tidak dapat menahannya lagi. Kakinya dirapatkan menjepit kepala Mamanya. Rita pun mengalami orgasmenya yang pertama. Cairan kenikmatan Rita yang membanjir keluar ditelan habis oleh Mamanya. Setelah itu badan Rita lemas dan dia terkulai di ranjangnya.

"Hukuman untukmu belum selesai Rita.", kata Mamanya.

Rita melihat Mamanya berdiri dan menghampiri kotak yang ada di meja. Kelihatannya Mamanya mengambil sesuatu dari dalam kotak lalu memasangnya seperti sabuk melingkari pinggang dan pantatnya. Rita tidak bisa melihat benda itu dengan jelas karena Mamanya memunggunginya. Dan ketika Mamanya berbalik, Rita kaget sekali. Benda itu ternyata berbentuk seperti burungnya bombom tetapi dari karet dan dua kali lebih besar dari punya Bombom. Penis karet dipasang Mamanya hingga seakan-akan Mamanya adalah laki-laki.

"Ma, kok Mama pake barang kayak gitu sih?", tanya Rita heran.

"He.. he.. kamu pasti suka sama barang ini. Sekarang kamu kulum kontol ini pake mulut kamu.", perintah Mama.

Rita menurut, lagipula Rita memang suka mengulum burungnya Bombom. Dan punya Mama kelihatannya lebih besar dan menarik sekali. Rita mempraktekan pengalamannya dengan burung Bombom pada mainan Mamanya. Tapi penis mainan Mama ternyata lebih besar, mulut Rita hampir tidak muat menampung besarnya benda itu. Walaupun dipaksa, penis mainan itu cuma bisa masuk separuhnya. Mama Rita memegangi kepala Rita sambil memaju mundurkan pinggulnya seperti memperkosa mulut Rita. Mama Rita menikmati perbuatannya itu sambil tertawa senang. Kemudian Mama Rita mengajak Rita memainkan posisi 69 dengan Mama Rita dibawah agar dapat menjilati memek anaknya lagi.

"Eehm.. eehhmm.. sst.. aakh Mama.. enak Ma ehhm.. eehm.", desah Rita saat dia mengambil nafas, lalu dia meneruskan kulumannya.

Rita pun mulai terangsang kembali. Kemudian Mama Rita menyuruh Rita tidur terlentang. Lalu mengambil posisi misionaris untuk memerawani Rita dengan penis mainannya itu.

"Apa yang Mama lakukan?", tanya Rita.

"Tenang saja sayang, kamu pasti senang.", jawab Mama Rita sambil menggesek-gesekkan kepala penis mainan itu ke memek Rita.

Rita merasa nikmat saat memeknya digesek ujung mainan Mamanya. Apalagi Mamanya mulai melumat bibirnya lagi sambil tangannya memilin putingnya yang kini semakin keras.

"Aduuh.. sakiitt Maa.", jerit Rita karena Mama mulai berusaha memasukkan penis itu ke memeknya.

"Cuma sebentar, nanti juga enak lagi.", jawab Mama sambil memompa penis yang baru masuk kepalanya saja.

Rita mulai merasa enak bercampur sedikit perih. Sampai..

"AAKKH.. SAKIIT MAA..", jerit Rita ketika Mamanya tiba-tiba menekan amblas hingga penis itu menjebol selaput daranya.

Mama Rita mendiamkan dulu gerakannya agar memek Rita terbiasa dengan penis besar itu. Dia pun mencium lagi bibir anaknya dan memainkan payudara anaknya agar Rita teralihkan rasa sakit akibat jebol keperawanannya. Ketika Rita sudah agak tenang, Mama Rita mulai memompa pelan-pelan.

"Aakh.. ii.. iiya Ma. Terus Ma.", desah Rita ketika dia mulai merasakan nikmatnya seks walaupun masih ada sedikit rasa perih. Mama Rita pun merasa keasyikan tersendiri ketika dia berperan sebagai laki-laki dengan penis mainannya itu.

"Uukkhh.. enak Ma. Terusin Ma. Rita sayang Mama.", desis Rita.

Rita memang merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, bahkan melebihi permainannya dengan Bombom. Mama Rita semakin bersemangat mendengar desahan Rita dan diapun makin mempercepat pompaannya di memek anaknya.

"He..he.. kamu suka khan dientot sama kontol Mama ini?", kata Mama.

"Iiya Ma. Rita suka.", jawab Rita.

"Suka ngapain? Ayo bilang. Kamu suka dientot sama kontol Mama ini. Ayo.", perintah Mama Rita.

"Aakkh.. Rita suka.. aakh Rita suka dientot sama kontol Mama yang gede.", jawab Rita yang mulai terhanyut dalam permainan Mamanya.

Mama Rita senang mendengar Rita ngomong jorok begitu, dan dia pun makin gencar melakukan tusukannya sambil diselingi goyangan agar Rita bertambah nikmat.

"Uukkh.. terus Ma. Enaakk.. aakkhh.", desah Rita sambil menggoyang pinggulnya mengikuti irama pompaan Mamanya.

"Kamu memang lonte kecil. Lonte yang suka dientot sama kontol besar.", kata Mama Rita yang semakin terangsang dengan ngomong yang jorok-jorok.

"Iya, Ma. Rita ini lonte yang senang dientot. aakkhh Entot terus Ma.", jawab Rita meniru kata-kata Mamanya yang jorok.

Mama Rita senang mendengar desahan dan ucapan jorok Rita. Dia menikmati melihat wajah Rita yang terangsang. Gadis cantik yang baru tumbuh dewasa itu terengah-engah keenakan. Kadang dia menggigit bibirnya menahan nikmat. Ekspresinya yang sedang terangsang membuat Rita semakin kelihatan cantik.

"Ma, Rita.. aakh.. Rita mau..", desis Rita.

Melihat anaknya akan orgasme, Mama Rita mengangkat pantat Rita dan memompa Rita semakin cepat.

"Aakkhh.. Rita nyampe, Ma.", erang Rita saat mencapai orgasmenya yang kedua.

Rita menjepitkan kakinya ketat ke pinggul Mamanya. Tangannya menarik dan memilin putingnya sendiri. Matanya terlihat putihnya saja dan bibir bawahnya digigit sendiri menahan sensasi orgasme yang dia rasakan. Mama Rita akan membiarkan Rita istirahat sebentar ketika..

"Ma, Bombom boleh ikutan nggak?", tanya suara dari arah pintu kamar.

Mama Rita kaget. Saat dia menoleh ke arah pintu, dia melihat anaknya si Bombom sudah telanjang bulat sambil memegangi burungnya yang sudah berdiri.

Tetapi Mama Rita malah tersenyum dan berkata, "Boleh, sayang. Ayo kesini".

Bombom kegirangan, dan segera naik ke ranjang. Dia berdiri di atas lututnya dan mengangkangi tubuh Rita. Bombom lalu menyuruh Rita mengkaraoke burungnya. Rita menurut walaupun sudah lemas.

"Aakh enak La. Helen aja kalah pinter kalo urusan kayak begini.", kata Bombom.

Sementara itu, Mama Rita sedang membersihkan memek Rita dengan kain lap. Terlihat ada noda merah di cairan Rita, tanda kalo dia sudah tidak perawan lagi. Kemudian dia menjilati memek Rita untuk membangkitkan birahi anak tirinya lagi.

"Ma, minggir dulu, Ma. Bombom pengen ngentot nih.", pinta Bombom dengan nafsu.

"Tunggu, sayang. Kamu tiduran saja di situ. Mama mau ambil sesuatu.", perintah Mama.

Bombom menurut, dia tiduran setengah bersandar pada kepala ranjang dengan diganjal bantal pada punggungnya. Mama Rita pergi ke kotak di meja, melepas penis mainan dan mengambil bungkusan kecil. Setelah Mamanya mendekat, Bombom baru tahu kalo yang diambil Mamanya adalah kondom. Lalu Mama memasang kondom itu pada burung Bombom.

"Ayo, Rita. Naik ke atas Bombom.", perintah Mama.

"Tapi Rita masih capek, Ma.", jawab Rita lemah.

"Jangan membantah. Bombom sudah pengen ngentot kamu. Sini Mama bantu.", jawab Mama sambil membantu Rita.

Mama membimbing Rita duduk diatas Bombom dengan memeknya tepat di atas burung Bombom. Mama menuntun penis Bombom memasuki memek Rita yang walau sudah tak perawan tapi masih rapat.

"Aakkhh.. memek kamu enak banget, La. Burungku kayak dijepit.", desah Bombom.

Bombom senang posisi ini karena dia bisa melihat wajah Rita yang cantik dan tangannya pun bisa mengerjai puting Rita. Sementara itu, Mama Rita yang memeluk Rita dari belakang membantu Rita memompa penis Bombom sambil menciumi leher Rita dari belakang.

Pelan-pelan, birahi Rita naik lagi karena kocokan penis Bombom di memeknya, putingnya yang dipilin Bombom dengan gemas, juga ciuman Mama di lehernya. Rita mulai mendesah pelan mengiringi desahan Bombom yang keenakan.

Setelah Rita mulai pulih, Mama meninggalkan kedua anaknya yang asyik ngentot. Mama mengambil penis mainan dari dalam kotak dan memakainya. Tetapi yang ini lebih kecil dari yang tadi, kira-kira besarnya sama dengan burung Bombom. Mama kembali lagi ke ranjang sambil membawa botol kecil dari plastik. Kemudian Mama menyeret tubuh Bombom agak ke bawah hingga Bombom tidur terlentang. Lalu Mama mendorong tubuh Rita ke depan hingga Rita telungkup merapat dengan Bombom, dan memek Rita masih mencengkeram burung Bombom. Bombom menyambut Rita dengan melumat bibir Rita. Kemudian Mama menjilati anus Rita dan menusukkan lidahnya ke lubang anus itu.

"Uukh.. geli, Ma. Enak.", desah Rita.

Mama tersenyum, dia mau mencoba ide yang muncul saat Bombom minta bergabung tadi. Mama mengambil botol kecil tadi, lalu menyemprotkan isinya ke lubang anus Rita. Kemudian diratakan dengan jarinya yang berusaha membuka sedikit anus Rita hingga cairan itu bisa masuk ke dalam Ritang belakang Rita.

"Apa itu Ma? Rasanya dingin.", tanya Rita.

"Kamu tenang aja. Mama jamin ini lebih enak dari yang tadi.", bujuk Mama.

Lalu Mama memposisikan penis mainannya yang sudah dipasang kondom dan diolesi cairan pelumas dari botol tadi ke Ritang anus Rita. Mama mulai berusaha memasukkan penis mainannya ke anus Rita.

"Aduh Ma. Mama ngapain Ma? Sakit Ma.", rintih Rita.

"Pertamanya aja kok yang agak sakit. Ntar juga enak.", bujuk Mama.

Mama terus memaksa mainannya masuk, dan nggak peduli Rita yang merintih kesakitan. Penis mainan itu dimasukkan pelan-pelan sampai masuk semuanya. Lalu Mama membiarkan dulu sampai Rita agak tenang. Bombom juga membantu Rita melupakan rasa sakitnya dengan melumat bibir Rita lagi.

Beberapa saat kemudian Mama mulai memompa penis mainannya pelan-pelan. Mula-mula Rita merasa anusnya perih sekali, tubuhnya terasa penuh dengan dua penis di kedua lubangnya. Tapi setelah lancar, Rita mulai merasakan sensasi kenikmatan yang melebihi persetubuhannya dengan satu penis. Apalagi Mama mulai meningkatkan irama kocokannya. Bombom yang ada dibawah pun merasa nikmat sekali. Memek Rita terasa lebih rapat dan menggigit karena penis Mama yang ada di anus Rita. Walaupun Bombom tidak bergerak tapi kocokan Mama diatas membuat pergerakan otot memek Rita seperti memijat-mijat burungnya.

"Aakkhh.. iya, Ma. Sekarang rasanya jadi enak lagi. aakh.. sst.. terus.. entotin yang cepet, Ma.", erang Rita yang mulai merasakan sensasi nikmat threesome.

"Uuhf.. memek kamu rasanya tambah sempit. Kamu suka kontolku, La?", rayu Bombom. Bombom mengimbangi gerakan Rita dan Mamanya dengan menggoyang pinggulnya memutar.

"Kontol kamu enak juga kok Mbom. aakh..eehhmm..", Rita mendesis keenakan.

Ibu dan anak-anaknya itu terus memacu birahi mereka. Tubuh mereka sudah mengeluarkan peluh.

"Hei Lonte, kamu suka dientot dua kontol begini? Ayo, jawab.", Mama mulai ngomong jorok lagi sambi mempercepat kocokannya. Rambut Rita yang panjang dijadikan pegangan untuk lebih cepat mengocok.

"Suka, Ma. Rita paling suka ngentot. aakkhh entot Rita terus Ma. Tiap hari.", sahut Rita.

Rita merasa memek dan anusnya penuh. Gerakan dua penis di memek dan anusnya memberikan sensasi yang luar biasa. Putingnya yang menempel di dada Bombom, tergesek-gesek dan membuat putingnya makin mengeras karena nikmat. Tiba-tiba Rita merasa seperti gunung mau meletus. Kenikmatan-kenikmatan yang dia terima membuat kelenjar didalam tubuhnya mengumpul dan mau muntah keluar melalui memeknya. Kenikmatan ini lebih dari orgasme sebelumnya.

"Aakhh.. sstt.. aakkhh.. Rita mau nyampe.", erang Rita.

Rita pun menggapai orgasmenya yang ketiga dan keempat sekaligus. Rita baru merasakan indahnya multi orgasme. Mama melepaskan penis mainannya dari anus Rita. Bombom yang belum keluar segera membalik tubuh Rita dan bersiap-siap menggenjot Rita lagi.

"Berhenti dulu, mBom. Rita capek bener nih.", pinta Rita memelas.

"Sini. Pake memek Mama aja, mbom.", sahut Mama yang sudah melepas peralatannya.

Mama mengambil posisi menungging di atas tubuh Rita. Bombom pun langsung mengocok memek Mamanya dari belakang dengan cepat. Rita pun tidak ketinggalan mengajak Mama berciuman sambil tangannya meremas-remas dada Mamanya.

"Uuhhff.. Bagus, anak-anak. KaRitan pintar sekali.", desah Mama keenakan.

Bombom terus mengocok memek Mamanya yang masih terasa menggigit walau sudah punya anak. Apalagi goyangan Mamanya, top. Tak lama, Bombom mulai merasa kalo mau keluar.

"Ma.. Bombom mau keluar, Ma."

"Tunggu Mama. Mama juga mau nyampe. aakkh..", erang Mama.

Kemudian Ibu dan anak itu orgasme bersamaan. Setelah itu mereka bertiga istirahat dan tertidur di ranjang bersama-sama. Sejak saat itu, mereka sering bermain seks bila Papa tidak ada dirumah. Kadang berdua, kadang bertiga. Rita juga senang sekali karena sikap Mama terhadapnya berubah menjadi baik, tidak lagi seperti dulu.